Current track

Title

Artist

Background

Bagaimana Menyambut Ramadhan? (1)

Written by on February 20, 2025

Ramadhan, bukan bulan biasa

Ramadhan adalah kesempatan yang sangat penting, begitulah seharusnya dipahami oleh seorang Muslim, dan begitulah yang dipahami oleh para salafus shalih, semoga Allah meridhai mereka. Bagi mereka, Ramadhan bukan sekadar bulan biasa, tetapi memiliki tempat yang sangat istimewa dalam hati mereka, yang terlihat jelas melalui persiapan mereka menyambutnya, kegembiraan mereka menyambutnya, doa-doa mereka, dan permohonan mereka kepada Allah untuk dapat menemui bulan tersebut karena mereka tahu betapa agungnya Ramadhan di sisi Allah.

Dengarkan perkataan Ma’la bin al-Fadl yang berkata: “Mereka (yaitu para sahabat) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dapat sampai ke Ramadhan, kemudian mereka berdoa lagi selama enam bulan agar amal mereka diterima.”

Yahya bin Abi Katsir juga berkata: “Di antara doa mereka adalah: ‘Ya Allah, selamatkanlah aku sampai Ramadhan, ya Allah, selamatkanlah Ramadhan untukku, dan terimalah amalanku dalam bulan Ramadhan.'”

Doa untuk sampai ke Ramadhan dan persiapan menyambutnya adalah sunnah dari Nabi Muhammad ﷺ. Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan bagaimana Nabi ﷺ mempersiapkan dirinya untuk bulan Ramadhan, beliau berkata:

“Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ berpuasa di bulan tertentu lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syaban. Beliau berpuasa sepanjang bulan Syaban, kecuali beberapa hari saja.” (HR. Muslim)

Itulah persiapan mereka, lalu bagaimana dengan persiapan kita?

Ada beberapa hal penting yang perlu kita laksanakan dalam menyambut Ramadhan, diantaranya:

  1. Niat yang Ikhlas: Salah satu persiapan terbaik untuk Ramadhan adalah berniat untuk mengisinya dengan ibadah dan meningkatkan amal shalih, meninggalkan keburukan, dan berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan setiap detik dalam bulan ini demi meraih keridhaan Allah. Niat yang kuat dan tulus sangat penting karena kita tidak tahu kapan ajal akan datang. Jika ajal datang dan seseorang meninggal, maka niatnya akan menggantikan amal perbuatannya, dan Allah akan memberikan ganjaran sesuai dengan niat tersebut, meskipun ia tidak sempat beramal. Rasulullah ﷺ bersabda:”Sesungguhnya Allah menulis kebaikan dan keburukan, kemudian Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat untuk melakukan kebaikan, namun ia tidak melakukannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan juga beliau bersabda: “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita semua tahu bahwa ada orang-orang yang bersama kita di Ramadhan tahun lalu, namun tahun ini mereka sudah tidak ada. Betapa banyak orang yang berhasrat untuk berpuasa di bulan Ramadhan, namun harapan mereka tidak terwujud karena ajal menjemput mereka. Begitu juga dengan kita yang masih diberi kesempatan, tidak ada yang tahu apakah kita akan bertemu dengan Ramadhan yang akan datang.

  1. Tobat yang Tulus: Tobat adalah kewajiban setiap waktu dan dari setiap dosa, tetapi lebih utama lagi di waktu yang mulia ini, menjelang Ramadhan. Orang yang masih terikat dengan dosa tidak akan diberi keberuntungan untuk meraih taufik dalam beribadah. Dosa bisa menghalangi seseorang untuk berbuat kebaikan, menyebabkan hati menjadi keras dan jauh dari Allah, serta menghalangi seseorang dari kebaikan. Jika hati dipenuhi dengan dosa, bagaimana ia bisa merasakan manisnya ibadah dan kebahagiaan dalam beramal? Dosa bisa menghalangi seseorang dari mendapatkan taufik dalam beribadah dan merasakan kebahagiaan dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Seperti yang dikatakan oleh salah satunya salafussalih: “Aku terhalang dari shalat malam karena dosa yang aku lakukan.” Ketika ditanya kepada Al-Hasan, “Kami tidak bisa shalat malam,” beliau menjawab, “Dosa-dosa kalian yang menghalanginya.” Begitu pula yang dikatakan oleh Al-Fudail, “Jika kamu tidak bisa shalat malam dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa dosa-dosa kamu telah menghalangi kamu.”

Maka, persiapkanlah diri dengan tobat yang tulus, yang mencakup semua syaratnya, termasuk mengembalikan hak-hak orang lain, dengan menunjukkan kerendahan hati, rasa membutuhkan kepada Allah, dan banyak berdoa serta memohon ampunan-Nya. Doa yang tulus dan berkelanjutan, serta banyak memohon ampunan adalah tanda dari tobat yang diterima. Marilah kita angkat tangan kita untuk berdoa, bermunajat, dan memohon kepada Allah agar menerima tobat kita sebelum Ramadhan tiba dan mencatat kita sebagai orang-orang yang dibebaskan dari api neraka pada akhir Ramadhan.

Sumber: Islamweb

Tagged as

Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Current track

Title

Artist

Background
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Pinterest
Share on Linkedin
Send by Whatsapp
Love