Sumbar Hanya Butuh Ini, Agar Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
Written by Harun AR on August 27, 2025
PADANG, SippSumbar.com- Perekonomian syariah di Sumatera Barat (Sumbar) memiliki potensi besar untuk berkembang pesat, didukung oleh mayoritas masyarakatnya yang beragama Islam dan berpegang teguh pada falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, menyatakan bahwa budaya dan nilai-nilai ini merupakan modal utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, termasuk perbankan syariah, di wilayah tersebut.
Hal tersebut disampaikan Mahyeldi saat membuka acara Minangkabau Sharia Investment (MiSI) 2025 di Aula Kantor Gubernur, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, tingkat religiusitas dan kepatuhan masyarakat Sumbar terhadap prinsip syariah menjadi landasan kuat untuk memperkuat sektor keuangan syariah.
Meskipun memiliki potensi besar, Gubernur Mahyeldi mengakui adanya tantangan, terutama dalam hal literasi keuangan syariah. Rendahnya pemahaman ini membuat sebagian masyarakat rentan terhadap praktik investasi ilegal.
“Sumbar punya modal sosial dan budaya yang kuat untuk mengembangkan investasi syariah. Tapi literasi yang lemah membuat masyarakat kita mudah tergiur investasi ilegal. Karena itu, edukasi keuangan syariah menjadi sebuah kebutuhan,” ujar Mahyeldi.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menekankan pentingnya edukasi, khususnya bagi generasi muda. Anak muda diajak untuk berani memanfaatkan peluang di pasar modal syariah, seperti saham syariah, sukuk, dan reksa dana. Dengan pemahaman yang tepat, instrumen-instrumen ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan Melalui MiSI 2025
Acara MiSI 2025, yang diselenggarakan atas kolaborasi Yayasan Zahabat Eksyar Indonesia (ZEI), Bursa Efek Indonesia (IDX), dan BeraniKarya.id, menjadi salah satu upaya konkret untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan ini. Acara yang dihadiri sekitar 100 peserta dari kalangan anak muda ini mengusung tema “Merdeka Finansial Tanpa Riba: Saatnya ke Pasar Modal Syariah.”
Dalam acara tersebut, para narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IDX, dan KISI Sekuritas memberikan pemahaman mendalam tentang mekanisme investasi syariah, perlindungan investor, dan strategi investasi yang aman dan sesuai prinsip Islam.
Direktur Eksekutif ZEI, Reza Firmansyah Hasibuan, menjelaskan bahwa MiSI 2025 bertujuan untuk meluruskan persepsi keliru tentang investasi yang dianggap rumit atau bertentangan dengan syariat.
“Lewat MiSI, kami ingin menunjukkan bahwa pasar modal syariah adalah ruang investasi yang aman, transparan, dan sesuai nilai Islam,” pungkas Reza. (*)