Ancaman Senyap di Balik Tawuran Remaja
Written by Harun AR on September 13, 2025
Oleh: Harun Al Rasyid
Padang, kota yang dikenal dengan adat dan keramahan, kini menghadapi masalah yang meresahkan. Diantara fenomena yang kita lihat adalah maraknya tawuran remaja. Sekilas, aksi ini tampak seperti kenakalan biasa. Namun, jika kita teliti, fenomena ini bisa menjadi pintu gerbang masuknya ideologi radikal dan terorisme yang mengintai generasi muda.
Salah satu kasus yang belum lama ini terjadi, pada Minggu, 2 Maret 2025, Satpol PP Padang mengamankan 11 remaja yang terlibat tawuran. Ini bukan kejadian pertama. Atau yang terbaru sekali, kasus tawuran berujung maut di kawasan Kuranji Kota Padang, Sabtu (13/9) dini hari. Kasus ini menjadi bukti nyata betapa rapuhnya pengawasan terhadap generasi muda. Kurangnya perhatian orang tua dan minimnya kegiatan positif membuat para remaja ini mencari pengakuan lewat aksi kekerasan.
Hubungan Tawuran dengan Terorisme
Meskipun terlihat berbeda, tawuran memiliki benang merah yang sama mengkhawatirkan dengan terorisme. Teror adalah penggunaan kekerasan dan intimidasi secara sistematis untuk mencapai tujuan ideologis. Remaja yang terlibat tawuran, yang terbiasa dengan kekerasan, menjadi rentan terhadap doktrin radikal.
Mereka yang merasa terpinggirkan dan mencari jati diri mudah dimanipulasi oleh pihak tertentu yang menawarkan “identitas” dan tujuan “mulia” yang menyimpang.
Maka disinilah bermula kejahatan itu, dan akan mudah bagi mereka yang sudah terpapar doktrin kekerasan untuk terpancing melakukan kekerasan berikutnya tanpa ada beban.
Adapun provokatornya tidak ingin nampak kasat mata, tapi lihai ‘memancing di air keruh’.
Solusi untuk Mengatasi
Ini ancaman. Jika dibiarkan, fenomena tawuran akan menjadi lahan subur bagi terorisme. Maka dari itu, diperlukan langkah konkret untuk mencegahnya, antara lain:
* Penguatan peran keluarga: Orang tua harus menjadi garda terdepan dalam mengawasi dan mendidik anak-anak.
* Kolaborasi antarlembaga: Pemerintah daerah, sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga agama harus bersinergi untuk menciptakan program-program positif bagi remaja.
* Edukasi dan literasi: Memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme sejak dini sangatlah penting.
* Pendekatan psikologis: Remaja yang terlibat kekerasan harus mendapatkan pendampingan untuk memulihkan mental mereka.
Tawuran hanyalah gejala, bukan akar masalah. Jika kita tidak menyadari bahaya yang lebih besar di baliknya, masa depan generasi muda dan keamanan kota kita akan terancam.
Terorisme bisa menyelinap melalui celah-celah kecil yang kita anggap remeh, seperti aksi kenakalan remaja yang dibiarkan begitu saja. (*)