FKPT Sumbar dan BNPT Gelar ‘Rembuk Merah Putih’ untuk Tangkal Radikalisme di Kalangan Pemuda
Written by Harun AR on September 13, 2025
Padang, SippSumbar.com– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan acara “Rembuk Merah Putih” di Convention Hall Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB). Acara ini bertujuan untuk membekali generasi muda agar menjadi individu yang cerdas, kritis, dan memiliki rasa cinta tanah air yang kuat, sekaligus membentengi mereka dari ancaman radikalisme.
Hadir dalam acara ini, Anggota Komisi 13 DPR RI Arisal Azis, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Mayjen TNI Sudaryanto, Kepala Kesbangpol Sumbar Mursalim yang mewakili Gubernur, dan Ketua FKPT Sumbar Adil Mubarak, Rektor UMSB, Riki Saputra, dan sejumlah tokoh lainnya.
Ketua FKPT Sumbar, Adil Mubarak, mengingatkan bahwa semangat cinta tanah air yang tidak terarah dapat menjadi bumerang.
“Semangat mencintai negeri yang membara, jika tidak diarahkan dengan benar, maka akan bisa menjadi api yang mengancam,” ujarnya.
Adil juga menyoroti dua ancaman utama yang kini dihadapi Sumatera Barat. Ancaman pertama adalah maraknya konten negatif di media sosial, sementara ancaman kedua adalah kasus intoleransi yang sempat terjadi di Padang Sarai. Ia menegaskan, meskipun kasus tersebut telah diselesaikan oleh pemerintah daerah, kewaspadaan tetap harus dijaga karena media sosial dapat kembali menyulut konflik.
Rembuk Merah Putih ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kritisisme pemuda dalam melawan doktrin pemecah belah bangsa. FKPT Sumbar berkomitmen untuk memperkuat literasi media digital, sinergi dengan berbagai pihak, dan peran media dalam menyebarkan narasi positif.
Sementara itu, Mursalim, Kepala Kesbangpol Sumbar, menyampaikan pesan dari Gubernur Mahyeldi yang menekankan pentingnya pencegahan kasus intoleransi secara cepat, tepat, dan kolaboratif.
“Kasus intoleransi masih menjadi tantangan di Sumatera Barat. Ia kini mudah menyusup ke dalam ideologi masyarakat melalui ruang digital yang begitu dekat,” jelasnya. Melalui forum ini, Mursalim berharap dapat terbangun kesadaran kolektif untuk mewujudkan kedamaian dan keharmonisan.
Mayjen TNI Sudaryanto dari BNPT RI menyoroti pola baru ancaman terorisme. Menurutnya, meskipun dalam tiga tahun terakhir aksi terorisme jarang terdengar, mereka telah mengubah strategi dari pendekatan keras (hard approach) menjadi pendekatan lunak (soft approach). “Kita harus hati-hati,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa pemuda menjadi target utama karena mereka adalah tulang punggung bangsa. Sudaryanto juga mengajak insan media untuk turut serta dalam upaya pencegahan dengan menyebarkan narasi yang sejuk dan positif.
Acara ini diisi dengan diskusi panel yang merupakan agenda inti kegiatan, diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemuda Sumatera Barat untuk lebih peka dan kritis terhadap isu-isu kebangsaan, serta berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di era digital. (mc)