Current track

Title

Artist

Background

Mahyeldi Buka Pameran “Islam di Minangkabau,” Edi Utama Ajak Masyarakat Jaga ‘Hulu’ Spiritual Budaya Ranah Minang

Written by on October 25, 2025

PADANG SippSumbar.com— Pameran Etnofotografi bertajuk “Islam di Minangkabau: Surau dan Ritus di Sumatera Barat” karya seniman dan budayawan Edi Utama, resmi dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, di Galeri Taman Budaya Sumbar pada Jumat (24/10/2025).

Pameran ini hadir sebagai ajakan mendalam bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk kembali menelusuri akar atau ‘hulu’ dari peradaban Ranah Minang. Melalui koleksi etnofotografi, naskah kuno, dan simbol keagamaan, pengunjung diajak menyelami filosofi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” yang menunjukkan bagaimana Islam tidak datang untuk menggantikan, melainkan menyempurnakan adat Minangkabau.

Gubernur Mahyeldi memberikan apresiasi tinggi kepada Edi Utama, menilai pameran ini berhasil “membangunkan kembali memori kultural dan spiritual masyarakat.”

“Pameran ini adalah ruang untuk merenung, memahami dari mana kita berasal, nilai apa yang kita warisi, dan ke mana arah peradaban ini akan kita bawa,” ujar Gubernur Mahyeldi. Ia berharap warisan adat dan syarak tidak hanya menjadi kenangan, tetapi hadir sebagai kekuatan moral, spiritual, dan budaya yang menuntun pembangunan Sumatera Barat.

Menjaga “Hulu” Kebudayaan

Kurator utama, Edi Utama, menggunakan metafora sungai untuk menjelaskan urgensi pameran ini. Ia menilai masyarakat terlalu sibuk mengurus ‘muara’ (memperkenalkan budaya ke luar), tetapi lupa menjaga ‘hulu’-nya.

“Kalau air di muara keruh, masalahnya pasti di hulu,” tegas Edi.

Baginya, etnofotografi adalah cara untuk kembali menelusuri hulu kebudayaan dan spiritualitas Minangkabau. Edi berharap ke depan, strategi kebudayaan harus memperhatikan dua hal penting: menjaga hulu sebagai bentuk ketahanan budaya dan mengelola muara sebagai bentuk diplomasi budaya. Ia juga meluruskan pandangan, seperti filosofi silat yang ia sebut sebagai “jalan hidup” dan “benteng untuk mempertahankan kebudayaan,” bukan sekadar pertarungan.

Islam yang Hidup dan Berdialog

Ketua panitia, Muhammad Taufik, menambahkan bahwa karya Edi Utama berhasil memotret “Islam yang hidup” (Living Islam) di Minangkabau.

“Bung Edi tidak hanya menampilkan foto, tapi menghadirkan perjalanan spiritual yang hidup. Nilai-nilai Islam dan adat tidak saling membunuh, tetapi saling memperkaya,” jelas Taufik.

Menurutnya, pameran ini menggambarkan bagaimana Islam dan budaya Minangkabau berdialog dan saling menghidupi. Ia menyebut karya Edi Utama sebagai bentuk dakwah yang membuka jalan spiritual dengan merekam kehidupan Islam di nagari-nagari.

Pembukaan pameran ini turut dihadiri oleh Asisten Administrasi Umum Medi Iswandi, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin, serta para narasumber, akademisi, seniman, dan budayawan ternama. Pameran ini diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur Ranah Minang. (*)

 


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Current track

Title

Artist

Background