Pembebasan Lahan Flyover Sitinjau Lauik Terus Dikebut, Ditargetkan Rampung Desember 2025
Written by Harun AR on October 29, 2025
PADANG, SippSumbar.com- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) berkomitmen penuh untuk mempercepat proses pembebasan lahan bagi pembangunan Flyover Sitinjau Lauik. Komitmen ini disepakati dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, di Ruang Rapat Istana Gubernuran pada Rabu (29/10/2025).
Dalam rapat tersebut, seluruh peserta mencapai kesepakatan untuk menuntaskan proses pembebasan lahan dalam waktu dua bulan ke depan, dengan target penyelesaian paling lambat Desember 2025, agar pembangunan fisik proyek strategis nasional (PSN) ini dapat segera dimulai. Proyek ini bertujuan mengatasi kemacetan dan mengurangi risiko kecelakaan di jalur ekstrem Padang–Solok.
Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa percepatan ini mendapat dukungan dari semua pihak. “Kita sepakat untuk menuntaskan pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik ini secepat mungkin. Insya Allah pada bulan November atau paling lambat Desember sudah selesai. Semua pihak mendukung percepatan ini,” ujar Mahyeldi.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumbar, Teddi Guspriadi; Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumbar, Elsa Putra Friandi; Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Sumbar, Adib Alfikri; Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Sumbar, Ahdiarsyah; perwakilan Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) selaku pelaksana proyek; Pemerintah Kota Padang; dan para niniak mamak dari Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan.
Gubernur juga menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi guna memastikan proses pembebasan lahan berjalan lancar dan sesuai aturan, demi menghindari masalah hukum di kemudian hari.
“Saya minta Dinas Perkimtan, BPN, HPSL, dan niniak mamak agar terus memperkuat komunikasi dan koordinasi. Semua harus berjalan sesuai aturan dan tetap menjaga rasa saling percaya,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Senin (27/10), Gubernur Mahyeldi bersama Deputi Infrastruktur Dasar Kemenko Infraswil meninjau lokasi, dan mendapati bahwa pengerjaan fisik belum bisa dimulai karena persoalan pembebasan lahan yang belum rampung. Proyek Flyover Sitinjau Lauik ini memiliki total investasi sebesar Rp2,8 triliun, dengan tambahan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp562 miliar, dan memerlukan total lahan seluas 18,7 hektare.